Biasanya gumpalan itu hilang namun kemudian kerap muncul ketika bayi sedang aktif atau menangis. Jika mendapati hal tersebut pada bayi Anda, segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan. Kalau kemudian diketahui bahwa ia memang benar mengidap hernia, pembedahan kecil perlu dilakukan. Hernia inguinal sendiri sangat jarang terjadi pada bayi perempuan. Namun demikian, pada kasus tertentu, bayi perempuan dapat saja menderita hernia ini. Gumpalan terjadi di sekitar bibir vagina luar.
Sekitar 20 persen bayi yang dilahirkan (terutama bayi perempuan) mengidap hernia umbilikal. Secara umum, hernia jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit dan membahayakan. Anda dapat melihat bengkakan di sekitar pusar bayi pada saat bayi menangis atau menegang. Jenis hernia ini biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika usia bayi mencapai 12 hingga 18 bulan. Namun, bila bengkakan tersebut tidak juga sirna, sebaiknya segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan.
Penyakit Hernia, Gejala dan Cara Mengatasinya
Hernia atau turun berok
selama ini lebih dikenal sebagai penyakit pria, karena hanya kaum pria yang
mempunyai bagian khusus dalam rongga perut untuk mendukung fungsi alat
kelaminnya. Berdasarkan penyebab terjadinya, hernia dapat dibedakan menjadi
hernia bawaan (congenital) dan hernia dapatan (akuisita). Sedangkan menurut
letaknya, hernia dibedakan menjadi hernia inguinal, umbilical, femoral,
diafragma dan masih banyak lagi nama lainnya.
Bagian hernia terdiri dari cincin,
kantong, dan isi hernia itu sendiri. Isi hernia yaitu usus, ovarium, dan
jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada bagian yang lemah dari lapisan otot
dinding perut, maka usus dapat keluar ke tempat yang tidak seharusnya, yakni
bisa ke diafragma (batas antara perut dan dada), bisa di lipatan paha, atau di
pusar. Umumnya hernia tidak menyebabkan nyeri. Namun, akan terasa nyeri bila
isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Infeksi akibat hernia menyebabkan
penderita merasakan nyeri yang hebat, dan infeksi tersebut akhirnya menjalar
dan meracuni seluruh tubuh. Jika sudah terjadi keadaan seperti itu, maka harus
segera ditangani oleh dokter karena dapat mengancam nyawa penderita.Hernia
dapat terjadi pada semua umur, baik tua maupun muda. Pada anak-anak atau bayi,
lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk
menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Biasanya yang sering
terkena hernia adalah bayi atau anak laki-laki. Pada orang dewasa, hernia
terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan kelemahan otot
dinding perut karena faktor usia.
Tekanan dalam perut yang meningkat
dapat disebabkan oleh batuk yang kronik, susah buang air besar, adanya
pembesaran prostat pada pria, serta orang yang sering mengangkut barang-barang berat.Penyakit
hernia akan meningkat sesuai dengan penambahan umur. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit
yang menyebabkan tekanan di dalam perut meningkat.
Sebenarnya sudah banyak masyarakat yang
tahu tentang gejala awal penyakit hernia, namun seringkali tidak menyadarinya.
Pada awalnya, gejala yang dirasakan oleh penderita adalah berupa keluhan
benjolan di lipatan paha. Biasanya akan timbul bila berdiri, batuk, bersin,
mengejan atau mengangkat barang-barang berat. Benjolan dan keluhan nyeri itu
akan hilang bila penderita berbaring.
Hernia dapat berbahaya bila sudah
terjadi jepitan isi hernia oleh cincin hernia. Pembuluh darah di daerah
tersebut lama-kelamaan akan mati dan akan terjadi penimbunan racun. Jika
dibiarkan terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh daerah perut
sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi di dalam tubuh.
Sebenarnya tidak semua hernia harus
dioperasi. Bila jaringan hernia masih dapat dimasukkan kembali, maka
tindakannya adalah hanya menggunakan penyangga atau korset untuk mempertahankan
isi hernia yang telah direposisi. Pada anak-anak atau bayi, reposisi spontan
dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastis. Bila sudah tidak
dapat direposisi, maka satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah
melalui operasi.
Waspadai Benjolan di lipat
paha dan pusar
Munculnya benjolan tersebut bisa saja menjadi tanda bahwa bayi menderita hernia.Banyak masyarakat yang masih menyangka kalau hernia hanya menyerang orang dewasa terutama manula. Padahal si kecil yang masih bayi bisa juga mengalaminya. Kasus bayi hernia bahkan tercatat cukup banyak. Dikatakan pula oleh dr. Cosmas Gora Triaswhoro, Sp.B., meski namanya terkesan cukup indah, hernia ternyata dapat menimbulkan bahaya. Bila terus didiamkan tanpa penanganan tepat, bahkan dapat menimbulkan komplikasi yang berat sampai kematian.Selanjutnya, spesialis bedah dari RS Mitra International Jakarta ini menambahkan, hernia merupakan bentuk penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau suatu bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Bila terjadi di perut, isi perut dapat menonjol melalui bagian yang lemah. Kebanyakan organ yang menonjol adalah usus
Hernia bukanlah penyakit turunan. Proses
terjadinya hernia pada bayi berbeda dengan hernia pada orang dewasa yang
biasanya terjadi karena kelemahan otot dinding perut. Sedangkan pada bayi,
hernia yang terjadi di daerah perut akibat penyakit bawaan atau kongenital.
Secara umum ada dua jenis hernia,
yaitu internal dan eksternal.
?
Hernia internal berada dalam
tubuh dan tidak bisa dilihat secara kasat mata. Contohnya hernia diafragmatika
dimana hernia terjadi akibat adanya celah di diafragma (otot pemisah antara
bagian perut dengan dada) karena pembentukan diafragma yang tidak sempurna.
Contoh lainnya adalah hernia hiatal esofagus, yaitu hernia terjadi melalui
celah masuknya esofagus yang masuk dari rongga dada, serta banyak lagi jenis
lainnya.
?
Hernia eksternal. Dari jenis
hernia ini yang paling sering dijumpai adalah hernia inguinalis yang muncul di
lipat paha dan hernia umbilikalis yang muncul di daerah pusar. Bayi umumnya
mengalami hernia eksternal yang bisa dideteksi secara kasat mata karena
terlihat secara langsung.
Proses terjadinya hernia eksternal pada
bayi umumnya disebabkan penyakit kongenital, yakni penyakit yang muncul ketika
bayi dalam kandungan dan umumnya tidak diketahui penyebabnya. Secara umum bayi
laki-laki lebih sering mengalami hernia dibandingkan perempuan karena proses
penurunan testis/buah pelir yang merupakan organ reproduksinya berlangsung
lebih kompleks.Hernia pun lebih sering terjadi pada bayi prematur, sebab pada
saat kelahirannya proses penurunan testis dan pembentukan ligamen belum
sempurna.
Hernia inguinalis
:
Pada
bayi laki-laki terjadi karena kegagalan proses penutupan kantung yang menutupi
testis. Ketika di dalam kandungan, testis turun dari bagian perut ke bawah dan
berhenti sesampainya di skrotum (kantung pelir). Proses penurunan ini dimulai
waktu bayi masih berada dalam kandungan. Ketika turun, testis akan membawa
selaput dari perut ke bawah sehingga membentuk kantung. Ketika lahir cukup
bulan, umumnya proses perpindahan testis ini sudah selesai. Namun pada beberapa
bayi, proses penutupan hingga menjadi ligamentum (jaringan ikat) tidak berjalan
sempurna yang akhirnya menyisakan lubang. Nah, lubang inilah yang nantinya bisa
menimbulkan herniasi. Bila hanya berisi cairan saja disebut hidrocele.
"Pada hernia inguinalis, paling sering ditemukan di sebelah kanan, sekitar
67 persen, sisanya sebelah kiri," jelas Cosmas.
Pada bayi perempuan hernia terjadi melalui proses seperti ini: seperti
halnya bayi laki-laki, bayi perempuan pun mengalami proses pembentukan organ
tubuh bagian bawah yang hampir sama. Namun, bila laki-laki mengalami proses
penurunan testis, maka perempuan tidak.
Hernia umbilikus :
Pada bayi laki-laki dan perempuan hernia umbilikus terjadi bila
penutupan umbilikus (bekas tali pusar) tidak sempurna. Seharusnya, bila
penutupan membuat umbilikalis tetap terbuka. Bila hal ini terjadi, tentu akan
menyisakan lubang sehingga usus bisa keluar masuk ke daerah tersebut.
CARA MENDETEKSI
Merasakan tonjolan
Yang perlu diketahui, awam hanya dapat mendeteksi hernia eksternal, karena
hernia internal terjadi dalam tubuh dan sulit dideteksi. Mendeteksi keberadaan
hernia pada orang dewasa juga jelas lebih mudah ketimbang pada bayi. Ketika
buang air misalnya, orang dewasa bisa merasakan adanya tonjolan di bagian perut
yang umumnya lebih terasa. Namun pada bayi, meskipun terasa ada yang tidak
nyaman pada tubuhnya, ia tidak bisa mengungkapkannya dengan jelas.Itulah
mengapa hernia pada bayi lebih sulit dideteksi sehingga memerlukan ketelitian
orang tua. Walaupun sulit, lihat dan rabalah bagian lipat paha atau pusar si
bayi. Hernia eksternal umumnya akan diketahui dari munculnya benjolan di bagian
tersebut.
Mengamati gejala
Gejala klinis yang biasa muncul tak
berbeda jauh dari penyakit-penyakit pada umumnya, seperti mual muntah, susah
makan, dan tubuh demam. Lantaran itulah, Cosmas mengimbau orang tua agar segera
membawa bayinya ke dokter saat melihat gejala-gejala tadi, agar diagnosa
penyakit si kecil dapat segera ditegakkan.
Gejala khususnya muncul berdasarkan berat-ringan
hernia:
1.
Reponible
:
Benjolan di daerah lipat paha atau umbilikus tampak keluar masuk (kadang-kadang
terlihat menonjol, kadang-kadang tidak). Benjolan ini membedakan hernia dari
tumor yang umumnya menetap. Ini adalah tanda yang paling sederhana dan ringan
yang bisa dilihat dari hernia eksternal. Bisa dilihat secara kasat mata dan
diraba, bagian lipat paha dan umbilikus akan terasa besar sebelah. Sedangkan
pada bayi wanita, seringkali ditemukan bahwa labianya besar sebelah. Labia
adalah bagian terluar dari alat kelamin perempuan.
2.
Irreponible : benjolan yang
ada sudah menetap, baik di lipat paha maupun di daerah pusat. Pada hernia
inguinalis misalnya, air atau usus atau omentum (penggantungan usus) masuk ke
dalam rongga yang terbuka kemudian terjepit dan tidak bisa keluar lagi. Di fase
ini, meskipun benjolan sudah lebih menetap tapi belum ada tanda-tanda perubahan
klinis pada anak.
3. Incarcerata : benjolan sudah semakin menetap karena sudah terjadi sumbatan pada saluran makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan, keadaan klinis bayi pun mulai berubah dengan munculnya mual, muntah, perut kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak mau makan.
3. Incarcerata : benjolan sudah semakin menetap karena sudah terjadi sumbatan pada saluran makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan, keadaan klinis bayi pun mulai berubah dengan munculnya mual, muntah, perut kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak mau makan.
4.
Strangulata :
ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena pembuluh darah sudah
terjepit. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerata, gejala
lain juga muncul, seperti demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama
pembuluh darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun
yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah. Sebagai akibatnya, akan terjadi
sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah yang dapat mengancam
nyawa si bayi. Sangat mungkin bayi tidak akan bisa tenang karena merasakan
nyeri yang luar biasa.
MENANGANI HERNIA
Berhubung proses peningkatan dari satu
fase ke fase berikutnya terjadi cukup cepat, Cosmas menyarankan, bawalah segera
bayi Anda ke dokter begitu terlihat gejala awal hernia. Bila memang positif,
meskipun masih sangat ringan, bayi harus segera dioperasi untuk mencegah tahap
gangguan yang lebih berat. "Operasi yang biasa dilakukan adalah herniotomi
untuk memotong kantung hernia kemudian diikat," kata Cosmas.Namun
sebelumnya, saat pemeriksaan, dokter akan melakukan palpasi atau meraba isi
hernia dengan ujung jarinya, apakah masih dapat dimasukkan kembali ke dalam
perut atau tidak.
Meskipun kejadiannya jarang, setelah
operasi sebaiknya waspadai kemungkinan kambuhnya hernia. Bila kekambuhan
terjadi dalam beberapa bulan atau setahun, hal ini mungkin merupakan akibat
dari pembedahan yang dilakukan. Namun kemungkinan kambuhan akibat kesalahan
teknis sangat kecil. Nah bagi saudara yang menderita penyakit tersebut di atas,
ramuan ini Insya Allah dapat menyembuhkan, paling tidak meringankan sakit
saudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar